Senin, 27 Desember 2010

Rayuan Sang Penggoda

Agar lebih tekun dalam ibadahnya , maka rahib Barsiso tinggal di sebuah menara terpencil pada suatu bukit. Kerjanyas tidak ada selain dari waktu ke waktu kecuali bersujud dan berpuasa . kesenangan duniawi sama sekali tidak dihiraukannya lagi.
Menyaksikan ketaatan rahib itu blis geger .mereka mengadakan rapat untuk menghancurkan hamba Allah yang khusyuk itu. Rahib Barsiso harus disesatkan, itulah keputusan mereka
Maka pada suatu hari pergilah salah satu iblis dengan berpakaian jubah dan sorban . mukanya bersih , jalannya menunduk . di tangannya tidak lepas sseuntai biji – biji tasbih yang senantiasa diputarnya sambil membaca – baca.
Iblis berjubah itu datang ke tempat rahib Barsiso. Dengan sopan ia mengetuk pintu serta mengucapkan salam. Rahib Barsiso tergopoh – gopoh menjawab lalu membukakan pintu .
“permisi,” kata iblis,”saya sengaja datang hendak belajar agar ibadah saya taat.”
Dengan senang hati rahib Barsiso mempersilakan laki – laki berjubah itu masuk. Mulai saat itu juga rahib Barsiso menuntun iblis yang menyamar itu ke dalam untuk beribadah. Rahib Barsiso sangat gembira melihat muridnya amat pandai dan bersungguh – sungguh. Ibadahnya makin lama makin baik . bahkan akhirnya melebihi ketaatan rahib Barsiso.
Melihat hal ini rahib itu heran , sampai dia malah kemudian mencontoh cara – cara ibadah laki – laki tersebut. Rahib Barsiso lantas berkata,”saya rasa, semenjak engkau belajar beberapa minggu yang lalu, amal dan ilmumu sudah jauh melampaui kemampuanku.”
Itu semata – mata karena bimbingan tuan,” jawab iblis merendahkan diri.
“tapi saya ingin sekuat engkau di dalam ibadah .”
“ah, itu gampang. saya punya mantera serbaguna,” jawab iblis seraya mengajarkan bunyi mantera itu.”mantera ini juga bisa buat meramal dan menyembuhkan orang sakit .”
Kalau begitu saya tidak mau . saya kuatir akan berubah jiwa saya menjadi takabur dan pamrih .”
“kalau sekedar tahu saja kan tidak apa – apa,”jawab iblis mendesak.
Setelah itu maka pergilah iblis. Sebelum berangkat diciumnya tangan rahib Barsiso sambil menangis. Rahib itu mengantarkan hingga ke pintu. Begitu masuk kembali merasa heran kenapa mantera yang diajarkan oleh laki – laki yang berjubah itu begitu mudah dihapalkan. Ia tidak tahu bahwa laki – laki itu adalah iblis,dan setiap ajaran iblis selalu enak dan menguntungkan hawa nafsu.
Sementara itu, dalam perjalanannya iblis menyebarkan penyakit di kampung – kampung. Semua yang sakit disembuhkannya , kecuali satu atau dua orang . terhadap yang tidak sembuh ini, ia mengatakan , satu – satunya tabib yang dapat mengobati hanyalah rahib Barsiso yang tinggal di menara terpencil itu. Mereka bawa yang sakit itu kesana , tapi tetap rahib Barsiso menolak karena takut wataknya akan berubah jadi sombong dan senang dipuji.
Menemukan siasat liciknya gagal selalu. Iblis bukannya putus asa. Ia datang ke ibukota kerajaan. Disebarkannya penyakit kudis bernanah . seluruh penduduk terjangkit sampai kepada raja dan keluarganya. Kembali iblis jadi tabib suci dan disembuhkannya semua orang tanpa membayar . akhirnya ia dipanggil ke istana Raja dan para putra – putranya minta dirawat . dengan kelihainnya segenap penghuni sembuh seperti sedia kala. Tinggal putri bungsu raja yang paling cantik dan paling dicintai. Sudah beberapa hari diobati tapi kudisnya makin bernanah dan berbau busuk. Raja sangat cemas dan iblis menyerah.
“ampun paduka, saya tidak sanggup lagi,”kata iblis,
Raja sangat sedih ,”apakah putri kesayanganku ini akan jadi korban?”
“masih ada harapan paduka.”raja tampak gembira.iblis meneruskan ,” di sebuah menara terpencil pada suatu bukit tinggallah seorang rahib bernama Barsiso. Dialah yang sanggup menyembuhkan penyakit tuan putri . Cuma dia orangnya sulit , tidak mau menunjukkan kesaktiannya.”
“jadi...,”desak raja kecewa,”kita harus pakai siasat. Antarkan tuan putri ke sana, dan tinggalkan di kamarnya, lalu paduka berangkat lagi kemari.”
Demi kepentingan tuan putri kecintaannya, raja menuruti nasihat ini, Tuan putri diantarkan ke tempat rahib Barsiso lalu dimasukkan ke dalam kamarnya, meskipun orang alim itu menolak dengan keras. Setelah itu raja dan para punggawa bertolak pulang.
Adapun rahib Barsiso sesudah gadis itu berada ditempatnya merasa terganggu ibadahnya oleh keterangannya yang tidak putus – putus. Maka mau tidak mau terpaksa menoleh dari khusuknya dan berkata cemberut,”aku akan obati kamu, tapi setelah itu kamu harus pergi segera.”
Putri itu menggangguk. Rahib Barsiso lantas membacakan mantera ajaran iblis itu. Heran , begitu selesai , tuan putri sembuh kembali bahkan kulitnya lebih bersih serta lebih putih, mukanya cantik bukan kepalang. Rahib Barsiso tergetar hatinya menyaksikan tubuh putih yang cantik dan tida k tidak tertutup rapat itu. Cepat – cepat dia melengos, tapi tuan putri menjerit.”tolong pijitkan saya supaya bisa berdiri. Badan saya kaku sekali.”
Karena tuan putri merengek – rengek , terpaksalah rahib Barsiso menurut. Dipijitinya sekujur tubuh gadis cantik itu. Merasakan daging yang lembut dan kulit yang begitu halus , tumbuh birahi yang makin menanjak . apalagi iblis berbisik – bisik di hati orang alim itu. Putri itupun karena seumur hidup belum pernah dijamah tangan laki – laki merasakan kenikmatan hingga ke urat – urat syahwatnya. Akhirnya kedua makhluk yang berbeda kelamin itu saling pijat memijat satu sama lain. Iblis makin mengobarkan birahi mereka. Maka tenggelamlah keduanya makin jauh sampai berbuat zina. Rontoklah keimanan dan keperawanan. Selamanya kesesatan adalah kenikmatan bagi orang – orang sesat. Juga atas diri manusia tersebut. Perbuatan itu diulang – ulang hingga kesudahannya tuan putri hamil.
Tiba pada kenyataan ini rahib Barsiso ketakutan. Bayangan – bayangan malu, hukum rajam dan siksaan menghantuinya siang malam. Pada saat – saat itulah iblis berjubah muncul lagi. Rahib Barsiso merengut dan menyambut kedatangannya dengan marah,”karena kau berikan mantera itu kepadaku , maka sekarang aku jadi begini. Putri raja hamil akibat perbuatanku. Kaulah penyebabnya.”
“jangan panik tuan. Saya bersedia menolong sebagai balas budi,”jawab iblis tenang.
“betul?bagaimana kau bisa menolong?”
“daripada tuan dapat malu dan dihukum oleh raja, lebih baik tuan putri kita bunuh saja.”
“setan. Itu dosa besar,”kutuk rahib Barsiso dengan murka.
“dosa bisa dihapus dengan taubat, tapi malu? Kita bunuh saja dia, kalau raja menanyakannya, jawab saja tuan putri melarikan diri. Saya bantu.”
Karena tidak melihat jalan lain dan dibujuk terus – menerus, akhirnya rahib Barsiso menurut. Tuan putri dibunuh lalu digotong berdua dan dikubur. Tidak beberapa lama kemudian raja mengirimkan utusan buat menjemput tuan putri. Dengan suara yang meyakinkan rahib Barsiso bercerita bahwa tuan putri kabur selagi diobati. Mendengar kabar tersebut. Raja amat murung. Tapi mau apa lagi?kejadian sudah begitu dan rahib Barsiso tidak bersalah sama sekali.
Suasana berkabung meliputi istana, namun kegembiraan memenuhi hari rahib Barsiso. Ia merasa aman. Ketika itulah iblis muncul di istana dan mendatangi dua orang putra raja dalam mimpi sewaktu mereka sedang tidur. Melalui mimpi itu diungkapkan sebuah rahasia besar, yakni bahwa tuan putri dibunuh rahib Barsiso sesudah dihamilinya. Tempat jenazahnya dikuburkan juga diberitahu.
Pagi – pagi mereka bangun. Karena mimpi keduanya sama mereka meloncat ke punggung kuda dan berangkat ke tempat yang ditunjuk iblis itu. Sampai disana, mereka mendapati seonggok tanah yang masih merah dan sepotong kain yang terjurai keluar. Kain itu memang sengaja ditarik sedikit oleh iblis pada waktu menguburkan tuan putri.
Sambil marah bukan main, mereka mendatangi rahib Barsiso dan menyeretnya ke ibu kota tanpa ditanya lagi. Yang seorang ngendong jenazah adiknya. Melihat kejadian itu raja dengan kutukannya yang hebat memerintahkan rahib Barsiso dihukum picis sampai mati.
Di tiang salibnya rahib Barsiso menangis tersedu. Ia menangis bukan karena kesakitan tapi ia menangis karena menyesal dan minta ampun kepada Tuhan. Menyaksikan hal itu iblis belum merasa puas. Kerjanya akan sia – sia saja kalau hamba Allah yang telah disesatkan itu bertaubat juga menjelang mati. Maka ia mendatangi rahib Barsiso di tempat kisasnyp putua.
“tuan, ijinkanlah sayamenolong,”katanya .
“rahib Barsiso menatap putus asa dan menjawab, “biarkanlah saya mati dalam taubat.”
“tapi senangkah tuan jika taubat itu sia – sia ?”tukas iblis”
“maksudmu?”
“tidak mungkin dosa yang begitu besar cukup diampuni dengan taubat menjelang mati. Saya bisa melepaskan dan menyembuhkan tuan. Sesudah itu tuan akan hidup dengan umur panjang. Dalam umur panjang ituah tuan bertaubat dan beribadah dua kali lebih tekun daripada sebelumnya.”
“kamu tidak bohong?”tanya rahib Barsiso yang mulai tergiur.
“saya kan tidak pernah bohong. Ucapkanlah tiga kalimat pendek saja. Saya menyembah iblis. Nanti urusan akan beres.”
“murtad,murtad, itu kafi. Pergi.”
“tuan jangan bodoh. Hanya begitu saja, kemudian tuan bisa hidup dua ratus tahun lagi. Bertaubatlah dalam dua ratus tahun, pasti seluruh dosa akan diampuni oleh Tuhan.”
Rahib Barsiso termenung sebentar. Akhirnya ia menurut. Dengan mulut gemetar ia berkata ,”saya menyembah iblis.”
Maka tepat pada detik itu iblis membisikkan sesuatu ke telinga algojo, lalu algojo memasukkan tombaknya ke leher rahib Barsiso sampai mati. Tewaslah orang alim yang hidup pada jaman Bani Israil itu dengan dibebani dosa – dosa besar akibat rayuan sang iblis.
sumber:dari sebuah buku yang berjudul "30 kisah teladan",oleh KH.ABDURAHMAN ARROISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Blogger Templates